Jika membicarakan jenis-jenis burung yang tergolong burung ocehan yang bersuara merdu maka yang terlintas di benak pikiran itu hanya burung-burung yang sering ikut dalam perlombaan burung ocehan seperti burung murai batu, burung kenari, burung love bird, burung cucak ijo dan yang lainnya. Tapi adakah yang tahu bahwa burung gereja juga tergolong burung ocehan yang kicauan suaranya sekelas dengan murai batu dan kenari.
Iya, di antara kita mungkin tidak ada yang tidak pernah melihat burung gereja karena habitat hidupnya dapat hidup di mana saja dan tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Melihat dari penyebarannya, burung gereja awalnya burung asli dari benua amerika dan eropa yang biasa hidup di perkotaan yang bergedung tinggi dan cukup mudah beradaptasi dengan manusia yang menjumpainya waktu memberi makanan. Dengan pesatnya jumlah burung gereja di amerika dan eropa maka banyak penduduk dari ke dua benua tersebut membawa kawanan burung itu ke negara-negara di asia dan australia. Sehingga dilihat sekarang bahwa di mana-mana ada saja burung gereja yang bisa kita lihat. Tapi tak ada satupun yang menganggapnya sebagai burung ocehan yang bersuara merdu.
Burung gereja adalah satu-satunya jenis burung dari keluarga passeridae yang mudah beradaptasi di berbagai tempat dan kondisi sehingga itu menjadi kelebihan tersendiri yang ada pada burung gereja. Kepopuleran burung gereja yang dikenal oleh orang-orang bukan karena mereka sering ikut perlombaan burung ocehan tapi lebih kepada mereka dianggap burung hama yang suka memakan padi dan gemar tidur di atap rumah-rumah penduduk lalu bersuara bergemuruh sehingga terdengar bising.
Bagi anda yang katakan belum pernah melihat burung gereja di manapun ataupun lupa ciri-ciri fisiknya maka saya menuliskan ciri-cirinya secara detail. Perhatikan:
- Ukuran tubuhnya tergolong sedang hanya sebesar 14 cm saja.
- Ada warna coklat berangan pada bagian atas kepalanya.
- Tepat pada bagian dagu dan tenggorokannya berwarna hitam.
- Pada pipinya ada dua warna yakni putih dan hitam.
- Iris matanya berwarna coklat sedang paruhnya berwarna abu-abu dan kakinya berwarna cokelat.
- Pada tubuh bagian atas termasuk bagian sayapnya juga berwarna cokelat yang diselingi warna putih dan hitam seperti garis panjang.
- Di bagian bawah atau dadanya berwarna kuning tua dan beberapa berwarna putih abu-abu sampai bagian ekornya.
- Sedang pada burung gereja yang menginjak dewasa tekstur warna tubuhnya tampak pucat.
- Hidupnya berkelompok dalam jumlah besar baik sewaktu mencari makan ataupun sewaktu ingin istirahat.
Jika kita mengintip cara hidup burung gereja di Indonesia maka terlihat unik dan mengesankan sekali. Ya, burung gereja yang ada di Indonesia hidupnya di mana saja, ada yang di perkotaan dengan suka bertengger di taman-taman ataupun di jalanan untuk mencari makan serta sewaktu istirahatnya biasanya burung gereja yang tinggal di perkotaan menempati gedung-gedung yang tinggi, tidur di bangku taman, di atap perumahan warga, dan lain-lain. Sedangkan burung gereja yang tinggal di pedesaan biasanya menempati perkebunan, perumahan warga, di pepohonan, dan lain-lain yang tempat itu lembab dan nyaman bagi nya.
Walaupun burung gereja adalah jenis burung liar yang paling mudah untuk dijumpai di mana pun dan kapan pun tetapi sangat jarang orang-orang yang mau untuk memeliharanya dan melatih suaranya sampai bisa bunyi. Padahal kemampuan berkicau burung gereja bisa menandingi sekelas burung kenari yang siap dilombakan. Karena itu sampai saat ini burung ini hanya dianggap sebagai burung hama yang sukanya ribut dan memakani biji-bijian yang ditanami warga seperti padi dan jagung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar