Rabu, 19 Februari 2014

burung pelatuk


Burung pelatuk yang termasuk dalam suku ordo piciformes ini mampu membenturkan kepalanya 20 kali per detik dan kelebihan dari burung ini adalah tidak merasa pusing saat membenturkan kepalanya tersebut. mengapa karena kepala burung pelatuk memiliki empat struktur di kepalanya yang membuat burung ini mampu meredam guncangan. peredam ini bahkan lebih kuat daripada manusia. kalau manusia mengalami gaya-G sebesar 80 - 100 bisa menyebabkan gegar otak maka burung pelatuk tidak akan mengalami hal tersebut walaupun ia membenturkan kepala dan paruhnya pada pohon, sebab kelebihan burung ini adalah mampu menahan gaya-G hingga 1.200. 



keempat struktur tersebut adalah paruhnya yang lentur dan kuat, kedua Hioid atau struktur tulang dan jaringan elastis yang melapisi tulang tengkoraknya, ketiga area bertulang rawan dalam tengkorak dan celah antara tengkoraknya serta otak yang berisi cairan serebrospinal. 
kekuatan ototnya juga yang padat pada leher burung pelatuk ini mampu memberikan gerakan mematuk berkali kali bahkan hingga mencapai 22kali per detiknya. dan otot ini juga berfungsi sebagai pelindunga otaknya.

Jika pada burung biasa pada waktu membenturkan kepala sebanyak 22kali perdetiknya maka otot akan mengalami konstraksi dan hal ini berdampak pada retina burung yang bisa pecah atau bahkan bisa membuat matanya keluar. 
dengan dilengkapi kelebihan tersebut burung pelatuk mampu mematuk sebanyak 12.000 kali tiap harinya selama musim kawin, dan burung ini hanya mematuk dengan arah patukan lurus pada batang pohon serta sering bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya untuk mencegah trauma di kepalanya.  

Beberapa burung pelatuk dalam ordo Piciformes memiliki kaki zigodaktil, dengan 2 jari kaki mengarah ke depan, dan 2 lainnya ke belakang. Kaki-kaki itu, meski beradaptasi untuk berpegangan di permukaan vertikal, bisa digunakan untuk menggenggam atau bertengger. Beberapa spesies hanya memiliki 3 jari kaki. Lidah panjang yang ditemukan pada beberapa burung pelatuk dapat dijulurkan keluar untuk menangkap serangga.
Burung pelatuk mendapatkan namanya dari kebiasaan beberapa spesiesnya menyadap dan mematuk batang pohon dengan paruhnya. Ini adalah alat komunikasi kepemilikan daerah melalui sinyal kepada saingan-saingannya, dan cara mencari dan menemukan larva serangga di bawah kulit kayu atau terowongan berliku nan panjang di pohon.

Mula-mula, burung pelatuk mencari terowongan dengan menyadap batang. Begitu terowongan itu ditemukan, burung pelatuk memahat kayu sampai menciptakan pembukaan ke terowongan. Lalu menjulurkan lidahnya ke terowongan untuk mencoba mencari tempayak. Lidah burung pelatuk panjang dan berujung kait. Dengan lidahnya burung pelatuk menusuk tempayak dan menariknya keluar batang.


Burung pelatuk juga menggunakan paruhnya untuk membuat lubang yang lebih besar sebagai sarangnya sekitar 15-45 cm (6-18 inchi) di bawah permukaan yang dibuka. Sarang-sarang itu hanya dilapisi dengan keping-keping kayu dan menyimpan 2-8 telur putih yang dikeluarkan betinanya. Karena di luar jangkauan penglihatan, sarang ini tidak terlihat pemangsa dan telurnya tidak perlu dikamuflase. Rongga yang dibuat oleh burung pelatuk juga digunakan kembali sebagai sarang oleh burung-burung lain, seperti beberapa bebek dan burung hantu, dan mamalia, seperti tupai pohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar