1. Nada Panggil (Call), pada tahap ini, burung
Pleci mengeluarkan suara yang bertujuan untuk memanggil pasangan atau
koloni nya. Nada panggil ini biasa kita dengar seperti Ciew.....
Ciew.... atau..cuit....cuit... dan lainnya sesuai jenis dan dan endemik
burung Pleci tersebut, yang dilantunkan dengan paruh terbuka lebar.
2. Ngeriwik,
Pada tahap ini, burung Pleci mulai me-replay lagu dan isian dengan
volume suara pelan. Paruh cenderung tertutup, suara masih di tahan pada
bagian tenggorokan, sesekali terlihat paruh sedikit terbuka. Lagu yang
di replay burung umumnya berasal pemasteran alami/buatan yang terekam di
Auditory Memori (otak) burung tersebut. Dalam tahap ini, masih belum
terlalu jelas jenis suara burung apa yang sedang dinyanyikan. Umumnya
pada fase ngeriwik ini, gaya burung Pleci terlihat menggeleng-gelengkan
kepala yang oleh sebagian besar orang disebut dengan sebutan teler.
Sedangkan persepsi gaya teler yang dimaskudkan pada burung Pleci TIDAK
SAMA dengan gaya teler pada burung Anis Merah.
3. Ngeriwik Kasar, merupakan
tahapan berikutnya dimana burung Pleci mulai mereplay lagu dan isian
dengan volume suara yang keluar lebih jelas dengan paruh mulai membuka.
Artinya, Pleci tidak lagi menahan kicauanya di tenggorokan melainkan
sudah dikeluarkan dengan posisi paruh lebih sering buka tutup. Tak
jarang, burung Pleci mengeluarkan riwikannya sambil menggelengkan kepala
atau teler ke kiri-kanan mirip seperti burung Anis Merah/Bata. Pleci
yang mulai mapan dan birahi biasanya menjadi berani mengeluarkan riwikan
kasarnya bila di dekatkan dengan pleci lain. Dalam tahap ini, isian
sudah terdengar cukup jelas seperti misalya suara burung ciblek,
prenjak, kenari, gelatik wingko, kolibri, kutilang, dll. Suara yang
dikeluarkan masih dapat terdengar dari jarak 5-10 meter. Umumnya pada
fase ngeriwik ini, gaya burung Pleci terlihat menggeleng-gelengkan
kepala yang oleh sebagian besar orang disebut dengan sebutan teler.
Sedangkan persepsi gaya teler yang dimaskudkan pada burung Pleci TIDAK
SAMA dengan gaya teler pada burung Anis Merah.
4. Ngeplong,
pada tahap ini burung Pleci berkicau variatif lantang dengan volume
suara yang keras (loud). Pada burung Pleci, fase ini disebut juga dengan
BUKA PARUH. Banyak kategori dalam hal ngeplong (buka
paruh) ini, yang pertama adalah Ngalas yang artinya melagukan suara
kicauan asli burung Pleci seperti di habitatnya (alas=hutan). Yang
kedua adalah burung Pleci yang ngeplong dengan berbagai isian yang bukan
suara asli burung Pleci. Pada saat ngeplong ini, suara kicauan burung
Pleci tersebut dapat terdengar dari jarak puluhan meter.
5. Ngerol,
merupakan tahap berkicau pada burung Pleci yang tinggi. Suara Ngeplong
(baik standar suara Pleci, semi isian ataupun full isian) dibawakan
sambung menyambung secara variatif, diulang-ulang dan kadang dibarengi
dengan berbagai suara isian dengan volume suara naik turun yang lantang
dengan paruh terbuka lebar (buka paruh). Suara yang dikeluarkan dapat
terdengar dari jarak puluhan meter.
Jadi, ngerol
(berasal dari kata roll) yang artinya suara yang menggulung panjang
atau sambung menyambung menjadi rangkaian lagu harmonis yang lebih
panjang.
***Bedakan maksud dan persepsi dari Ngeriwik ngerol dan ngeplong ngerol.
Ngeriwik ngerol artinya ngeriwik yang panjang sambung menyambung.
Ngeplong ngerol adalah suara berkicau lantang yang sambung menyambung
variatif sehingga terdengar lagu yang sangat panjang.Ngalas merupakan
istilah tidak baku pada dunia burung berkicau, karena istilah ini hanya
digunakan untuk burung Pleci yang hanya melagukan suara asli (original)
dari burung Pleci seperti burung Pleci di habitatnya. Ngalas berasal
dari kata baku alas yang artinya hutan. Untuk pemahaman yang lebih sederhana, karakter lagu dan tahapan pada burung Pleci adalah sama seperti burung Anis Kembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar