Rabu, 19 Februari 2014

burung peci

1.  Nada Panggil (Call), pada tahap ini, burung Pleci mengeluarkan suara yang bertujuan untuk memanggil pasangan atau koloni nya. Nada panggil ini biasa kita dengar seperti Ciew..... Ciew.... atau..cuit....cuit... dan lainnya sesuai jenis dan dan endemik burung Pleci tersebut, yang dilantunkan dengan paruh terbuka lebar.

2. Ngeriwik, Pada tahap ini, burung Pleci mulai me-replay lagu dan isian dengan volume suara pelan. Paruh cenderung tertutup, suara masih di tahan pada bagian tenggorokan, sesekali terlihat paruh sedikit terbuka. Lagu yang di replay burung umumnya berasal pemasteran alami/buatan yang terekam di Auditory Memori (otak) burung tersebut. Dalam tahap ini, masih belum terlalu jelas jenis suara burung apa yang sedang dinyanyikan. Umumnya pada fase ngeriwik ini, gaya burung Pleci terlihat menggeleng-gelengkan kepala yang oleh sebagian besar orang disebut dengan sebutan teler. Sedangkan persepsi gaya teler yang dimaskudkan pada burung Pleci TIDAK SAMA dengan gaya teler pada burung Anis Merah.


3.  Ngeriwik Kasar, merupakan tahapan berikutnya dimana burung Pleci mulai mereplay lagu dan isian dengan volume suara yang keluar lebih jelas dengan paruh mulai membuka. Artinya, Pleci tidak lagi menahan kicauanya di tenggorokan melainkan sudah dikeluarkan dengan posisi paruh lebih sering buka tutup.  Tak jarang, burung Pleci mengeluarkan riwikannya sambil menggelengkan kepala atau teler ke kiri-kanan mirip seperti burung Anis Merah/Bata. Pleci yang mulai mapan dan birahi biasanya menjadi berani mengeluarkan riwikan kasarnya bila di dekatkan dengan pleci lain. Dalam tahap ini, isian sudah terdengar cukup jelas seperti misalya suara burung ciblek, prenjak, kenari, gelatik wingko, kolibri, kutilang, dll. Suara yang dikeluarkan masih dapat terdengar dari jarak 5-10 meter. Umumnya pada fase ngeriwik ini, gaya burung Pleci terlihat menggeleng-gelengkan kepala yang oleh sebagian besar orang disebut dengan sebutan teler. Sedangkan persepsi gaya teler yang dimaskudkan pada burung Pleci TIDAK SAMA dengan gaya teler pada burung Anis Merah.


4.  Ngeplong, pada tahap ini burung Pleci berkicau variatif lantang dengan volume suara yang keras (loud). Pada burung Pleci, fase ini disebut juga dengan BUKA PARUH. Banyak kategori dalam hal ngeplong (buka paruh) ini, yang pertama adalah Ngalas yang artinya melagukan suara kicauan asli burung Pleci seperti di habitatnya (alas=hutan).  Yang kedua adalah burung Pleci yang ngeplong dengan berbagai isian yang bukan suara asli burung Pleci. Pada saat ngeplong ini, suara kicauan burung Pleci tersebut dapat terdengar dari jarak puluhan meter.

5.  Ngerol, merupakan tahap berkicau pada burung Pleci yang tinggi. Suara Ngeplong (baik standar suara Pleci, semi isian ataupun full isian) dibawakan sambung menyambung secara variatif, diulang-ulang dan kadang dibarengi dengan berbagai suara isian dengan volume suara naik turun yang lantang dengan paruh terbuka lebar (buka paruh). Suara yang dikeluarkan dapat terdengar dari jarak puluhan meter.

Jadi, ngerol (berasal dari kata roll) yang artinya suara yang menggulung panjang atau sambung menyambung menjadi rangkaian lagu harmonis yang lebih panjang.

***Bedakan maksud dan persepsi dari Ngeriwik ngerol dan ngeplong ngerol. Ngeriwik ngerol artinya ngeriwik yang panjang sambung menyambung. Ngeplong ngerol adalah suara berkicau lantang yang sambung menyambung variatif sehingga terdengar lagu yang sangat panjang.Ngalas merupakan istilah tidak baku pada dunia burung berkicau, karena istilah ini hanya digunakan untuk burung Pleci yang hanya melagukan suara asli (original) dari burung Pleci seperti burung Pleci di habitatnya. Ngalas berasal dari kata baku alas yang artinya hutan. Untuk pemahaman yang lebih sederhana, karakter lagu dan tahapan pada burung Pleci adalah sama seperti burung Anis Kembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar